اللسلام علليكم ورحمة الله وبر كا ته
Artinya:
“Ya Allah, wahai Tuhanku muliakan oleh-Mu akan Muhammad dan akan keluargaya sebagaimana Engkau memuliakan keluarga Ibrahim dan berilah berkat olehmu kepada Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau telah memberkati keluarga Ibrahim, bahwasanya Engkau sangat terpuji lagi sangat mulia diserata alam.”
(HR.Muslim dan Abî Mas’ûd).
Sesungguhnya
Allah SWT. dengan segala kekuasaan-Nya telah mengutus nabi-Nya Muhammad dan
telah memberinya kekhususan dan kemuliaan untuk menyampaikan risalah. Ia telah
menjadikannya rahmat bagi seluruh alam dan pemimpin bagi orang-orang yang
bertaqwa serta menjadikannya orang yang dapat memberi petunjuk ke jalan yang
lurus. Maka seorang hamba harus taat kepadanya, menghormati dan melaksanakan
hak-haknya. Dan di antara hak-haknya adalah Allah mengkhususkan baginya
sholawat dan memerintahkan kita untuk itu di dalam kitab-Nya yang agung
(Al-Qur’an)
dan Sunnah nabi-Nya yang mulia (Hadits).
Di mana orang
yang yang membaca sholawat untuknya akan memperoleh pahala yang berlipat ganda.
Maka sungguh berbahagialah orang yang mendapatkan itu. Dan karena masalah
Sholawat memiliki urgensi yang sangat besar dan pahala yang besar pula, maka
kami merasa perlu untuk
mengeluarkan tulisan-tulisan sederhana ini, yang di
dalamnya terdapat motivasi untuk memperbanyak sholawat dan salam untuk nabi dan
rasul yang paling mulia ini.
Pengertian Sholawat dan Salam atas Nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam:
Allah subhaanahu wa ta’aala berfirman:
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersholawat untuk nabi. Hai
orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam
penghormatan kepadanya.”
(Q.S.
Al-Ahzab: 56)
Ibnu Katsir-Rahimahullah- berkata:
“Maksud ayat
ini adalah bahwa Allah subhaanahu wa ta’aala mengabarkan kepada hamba-hamba-Nya
tentang kedudukan hamba dan nabi-Nya (Muhammad) di sisi-Nya di langit di mana
malaikat-malaikat bersholawat untuknya, lalu Allah subhaanahu wa ta’aala
memerintahkan makhluk-makhluk yang ada di bumi untuk bersholawat dan salam
untuknya, agar pujian tersebut berkumpul untuknya dari seluruh alam baik yang
ada di atas maupun yang ada di bawah.”
Ibnul Qoyyim -Rahimahullah- berkata dalam buku
“Jalaul
Afham”:
“Artinya bahwa
jika Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersholawat untuk rasul-Nya, maka
hendaklah kalian juga bersholawat dan salam untuknya karena kalian telah
mendapatkan berkah risalah dan usahanya, seperti kemuliaan di dunia dan di
akhirat.”
Banyak pendapat tentang pengertian Sholawat untuk nabi sollallohu ‘alaihi wa
sallam.
Seperti apa
yang dikatakan oleh Abul Aliyah :
“Sesungguhnya
Sholawat dari Allah itu adalah berupa pujian bagi orang yang bersholawat untuk
beliau di sisi malaikat-malaikat yang dekat” -Imam Bukhari meriwayatkannya
dalam Shohihnya dengan komentar yang kuat- Dan ini adalah mengkhususkan dari
rahmat-Nya yang bersifat umum.
Salam:
Artinya
keselamatan dari segala kekurangan dan bahaya, karena dengan merangkaikan salam
itu dengan sholawat maka kitapun mendapatkan apa yang kita inginkan dan
terhapuslah apa yang kita takutkan. Jadi dengan salam maka apa yang kita
takutkan menjadi hilang dan bersih dari kekurangan dan dengan sholawat maka apa
yang kita inginkan menjadi terpenuhi dan lebih sempurna.
Hukum Sholawat Untuk Nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam
Menurut madzhab Hanbaliy, sholawat dalam tasyahhud akhir itu adalah termasuk di
antara rukun-rukun sholat.
Al-Qodhi Abu Bakar bin Bakir berkata:
“Allah
subhaanhu wa ta’aala telah mewajibkan makhluk-Nya untuk bersholawat dan salam
untuk nabi-Nya, dan tidak menjadikan itu dalam waktu tertentu saja.
Jadi yang
wajib adalah hendaklah seseorang memperbanyak sholawat dan salam untuk beliau
dan tidak melalaikannya.”
Saat-Saat Yang Disunnahkan dan Dianjurkan Membaca Sholawat dan Salam Untuk
Nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam:
Sebelum berdoa:
Fadhalah bin ‘Abid berkata:
“Rasulullah
sollallohu ‘alaihi wa sallam mendengar seorang laki-laki berdoa dalam
sholatnya, tetapi tidak bersholawat untuk
Nabi
sollallohu ‘alaihi wa sallam, maka beliau bersabda:
“Orang ini
tergesa-gesa” Lalu beliau memanggil orang tersebut dan bersabda kepadanya dan
kepada yang lainnya:
“Bila salah seorang di antara kalian sholat (berdoa) maka hendaklah ia
memulainya dengan pujian dan sanjungan kepada Allah lalu bersholawat untuk
nabi, kemudian berdoa setelah itu dengan apa saja yang ia inginkan.”
[H.R. Abu
Daud, Tirmidzi, Ahmad dan Hakim]
Dalam salah satu hadits disebutkan:
“Doa itu terhalangi, hingga orang yang berdoa itu bersholawat untuk nabi
sollallohu ‘alaihi wa sallam.”
[H.R.
Thabarani]
Ibnu ‘Atha berkata:
“Doa itu
memiliki rukun-rukun, sayap-sayap, sebab-sebab dan waktu-waktu. Bila bertepatan
dengan rukun-rukunnya maka doa itu menjadi kuat, bila sesuai dengan sayap-sayapnya
maka ia akan terbang ke langit, bila sesuai dengan waktu-waktunya maka ia akan
beruntung dan bila bertepatan dengan sebab-sebabnya maka ia akan berhasil.”
Adapun rukun-rukunnya adalah menghadirkan hati, perasaan tunduk, ketenangan,
kekhusyu’an, dan ketergantungan hati kepada Allah, sayap-sayapnya adalah jujur,
waktu-waktunya
adalah di saat sahur dan sebab-sebabnya adalah sholawat untuk nabi sollallohu
‘alaihi wa sallam.
Ketika menyebut, mendengar dan menulis nama beliau:
Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Celakalah seseorang yang namaku disebutkan di sisinya lalu ia tidak
bersholawat untukku.”
[H.R. Tirmidzi
dan Hakim]
Memperbanyak sholawat untuknya pada hari Jum’at:
Dari ‘Aus bin ‘Aus berkata:
Rasulullah
sollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya di antara hari-hari yang paling afdhal adalah hari Jum’at, maka
perbanyaklah sholawat untukku pada hari itu, karena sholawat kalian akan sampai
kepadaku......”
[R. Abu Daud,
Ahmad dan Hakim]
Sholawat untuk nabi ketika menulis surat
dan apa yang ditulis setelah Basmalah:
Al-Qodhi ‘Iyadh berkata:
“Inilah
saat-saat yang tepat untuk bersholawat yang telah banyak dilakukan oleh umat
ini tanpa ada yang menentang dan mengingkarinya. Dan tidak pula pada
periode-periode awal. Lalu terjadi penambahan pada masa pemerintahan Bani
Hasyim -Daulah ‘Abbasiah- lalu diamalkan oleh umat manusia di seluruh dunia.”
Dan di antara mereka ada pula yang mengakhiri bukunya dengan sholawat.
Ketika masuk dan keluar mesjid:
Dari Fatimah -Radhiyallahu ‘Anha- berkata:
Rasulullah
sollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Bila anda
masuk mesjid, maka ucapkanlah:
”Dengan nama Allah, salam untuk Rasulullah, ya Allah sholawatlah untuk Muhammad
dan keluarga Muhammad ” kemudian berdo’a Ampunilah kami dan mudahkanlah bagi
kami pintu-pintu rahmat-Mu.”
“Dan bila keluar dari mesjid maka ucapkanlah itu, tapi
(pada penggalan akhir) diganti dengan:
“Dan permudahlah bagi kami pintu-pintu karunia-Mu.”
[H.R. Ibnu Majah dan Tirmidzi]
Cara ber Sholawat
Allah Subhanahu wata alla berfirman:
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersholawat untuk nabi. Hai orang-orang yang beriman,
bersholawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”
(Q.S.
Al-Ahzab: 56)
Jadi yang utama adalah dengan menggandengkan sholawat dan salam bersama-sama,
dengan harapan agar doanya dapat dikabulkan oleh Allah sollallohu ‘alaihi wa
sallam Inilah bentuk sholawat dan salam untuk beliau sollallohu ‘alaihi wa
sallam Dari Abi Muhammad bin ‘Ajrah -Radhiyallahu ‘Anhu- berkata: “Rasulullah sollallohu
‘alaihi wa sallam keluar kepada kami, lalu saya berkata: “Wahai Rasulullah! Kami
telah mengetahui bagaimana kami memberi salam kepadamu, maka bagaimana kami
bersholawat untukmu?” Maka beliau bersabda: “Katakanlah: “Ya Allah! Berkatilah
Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkati keluarga
Ibrahim. Sesungguhnya Engkaulah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah.” [Muttafqun
‘Alaihi].
Dan dari Abi Hamid As-Sa’id -Radhiyallahu ‘Anhu- berkata: “Mereka
bertanya: “Ya Rasulullah bagaimana kami bersholawat untukmu? Beliau menjawab:
“Katakanlah : “Ya Allah! Berilah sholawat untuk Muhammad, istri-istri dan
keturunannya, sebagaimana Engkau memberi sholawat untuk Ibrahim. Berkatilah
Muhammad, istri-istri dan keturunannya, sebagaimana Engkau memberkati Ibrahim. Sesungguhnya
Engkau Maha Terpuji lagi Maha Pemurah.”
[Muttafaqun
‘Alaihi]
Kedua hadits ini menunjukkan bentuk sholawat yang sempurna untuk Rasulullah
sollallohu ‘alaihi wa sallam.
Keutamaan Sholawat
Dari Umar -Radhiyallahu ‘Anhu berkata:
“Saya telah
mendengar Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika kalian
mendengar orang yang adzan maka ucapkanlah seperti apa yang ia ucapkan dan
bersholawatlah untukku karena barangsiapa yang bersholawat untukku sekali maka
Allah akan bersholawat untuknya sepuluh kali, kemudian mintalah wasilah
(kedudukan mulia di surga) untukku, karena ia adalah suatu kedudukan di surga
yang tidak pantas diberikan kecuali kepada seorang hamba dari hamba-hamba Allah
dan semoga akulah hamba itu, maka barangsiapa yang memohon untukku wasilah maka
ia berhak mendapatkan syafa’at.”
[H.R. Muslim].
Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa
yang bersholawat untukku di waktu pagi sepuluh kali dan di waktu sore sepuluh
kali,
maka ia berhak mendapatkan syafa’atku.”
[H.R. Thabarani].
Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa yang bersholawat atasku sekali, maka Allah
akan bersholawat untuknya sepuluh kali.”
[H.R. Muslim,
Ahmad dan perawi hadits yang tiga].
Dan dari Abdurrahman bin ‘Auf -Radhiyallahu ‘Anhu- berkata:
“Saya telah mendatangi nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam
ketika ia sedang sujud dan memperpanjang sujudnya.
Beliau bersabda:
“Saya telah didatangi Jibril, ia berkata:
“Barangsiapa yang bersholawat untukmu, maka saya akan
bersholawat untuknya dan barangsiapa yang memberi salam untukmu maka saya akan
memberi salam untuknya, maka sayapun bersujud karena bersyukur kepada Allah.”
[H.R. Hakim, Ahmad dan Jahadhmiy].
Ya’qub bin Zaid bin Tholhah At-Taimiy berkata:
“Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Telah
datang kepadaku (malaikat) dari Tuhanku dan berkata: “Tidaklah seorang hamba
yang bersholawat untukmu sekali kecuali Allah akan bersholawat untuknya sepuluh
kali.” Maka seseorang
menuju kepadanya dan bertanya: “Ya Rasulullah! Apakah saya jadikan seperdua
doaku untukmu?” Beliau menjawab: “Jika anda mau”. Lalu bertanya: “Apakah saya
jadikan sepertiga doaku?” Beliau bersabda: “Jika anda mau” Ia bertanya: “Kalau
saya jadikan seluruh doaku?” Beliau bersabda: “Jika demikian maka cukuplah
Allah sebagai motivasi dunia dan akhiratmu.”
[H.R. Al-Jahdhami Hadits Mursal dengan Isnad yang Shohih].
Dari Abdullah bin
Mas’ud dari Nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya
Allah memiliki malaikat-malaikat yang berkeliling menyampaikan salam kepadaku
dari umatku.”
[H.R. Nasa’i dan Hakim].
Rasulullah sollallohu
‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa
yang bersholawat untukku sekali maka Allah akan bersholawat untuknya sepuluh
kali, diampuni sepuluh dosa-dosanya dan diangkat baginya sepuluh derajat.”
[H.R. Ahmad
dan Bukhari, Nasa’i dan Hakim]
Hadits marfu’ dari Ibnu Mas’ud:
“Manusia yang
paling utama di sisiku pada hari kiamat adalah orang yang paling banyak
bersholawat untukku.”
[H.R. Tirmidzi
dan berkata: “Hasan ghorib dan H.R. Ibnu Hibban].
Dari Jabir bin Abdullah berkata:
Nabi
sollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa
yang ketika mendengarkan adzan membaca:
“Ya Allah! Tuhan
pemilik adzan yang sempurna ini dan sholat yang ditegakkan, berilah Muhammad
wasilah dan fadhilah dan bangkitkanlah ia pada tempat terpuji yang telah Engkau
janjikan untuknya.”
Maka ia berhak mendapatkan syafa’at pada hari kiamat.”
[H.R.
Bukhari dalam shohihnya]
Celaan Bagi Yang Tidak Bersholawat Untuk Nabi.
Dari Abu Huraerah -Radhiyallahu ‘Anhu- berkata:
Rasulullah
sollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Celakalah
seseorang yang jika namaku disebut di sisinya ia tidak bersholawat untukku,
celakalah seseorang, ia memasuki bulan Ramadhan kemudian keluar sebelum ia
diampuni, celakalah seseorang, kedua orang tuanya telah tua tetapi keduanya
tidak memasukkannya ke dalam surga.” Abdurrahman salah seorang perawi hadits
dan Abdurrahman bin Ishak berkata: “Saya kira ia berkata: “Atau salah seorang
di antara keduanya”
[H.R. Tirmidzi dan Bazzar].
Dari Ali bin Abi
Thalib, dari Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Orang yang
paling bakhil adalah seseorang yang jika namaku disebut ia tidak bersholawat
untukku.”
[H.R. Nasa’i,
Tirmidzi dan Thabaraniy].
Dari Ibnu Abbas, Rasul sollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa yang lupa mengucapkan sholawat untukku maka ia telah menyalahi
jalan surga.”
Dari Abu Hurairah, Abul Qosim bersabda:
“Suatu kaum
yang duduk pada suatu majelis lalu mereka bubar sebelum dzikir kepada Allah dan
bersholawat untuk nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam, maka Allah akan menimpakan
kebatilan atas mereka, bila Ia menghendaki maka mereka akan disiksa dan bila Ia
menghendaki maka mereka akan diampuni.”
[H.R. Tirmidzi dan mentahsinnya serta Abu Daud].
Diriwayatkan oleh Abu
Isa Tirmidzi dari sebagian ulama berkata:
“Jika
seseorang bersholawat untuk nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam sekali dalam
suatu majelis, maka itu sudah memadai dalam majelis tersebut.”
Faedah Sholawat :
Ibnul Qoyyim menyebutkan 39 manfaat sholawat untuk nabi sollallohu ‘alaihi
wa sallam, di antaranya adalah sebagai berikut:
1.
Melaksanakan perintah Allah subhaanahu wa ta’aala
2.
Mendapatkan sepuluh sholawat dari Allah bagi yang
membaca sholawat satu kali.
3.
Ditulis baginya sepuluh kebaikan dan dihapus
darinya sepuluh kejahatan.
4.
Diangkat baginya sepuluh derajat.
5.
Kemungkinan doanya terkabul bila ia mendahuluinya
dengan sholawat, dan doanya akan naik menuju kepada Tuhan semesta alam.
6.
Penyebab mendapatkan syafa’at sollallohu ‘alaihi
wa sallam bila diiringi oleh permintaan wasilah untuknya atau tanpa diiringi
olehnya.
7.
Penyebab mendapatkan pengampunan dosa.
8.
Dicukupi oleh Allah apa yang diinginkannya.
9.
Mendekatkan hamba dengan nabi sollallohu ‘alaihi
wa sallam pada hari kiamat.
10. Menyebabkan
Allah dan malaikat-Nya bersholawat untuk orang yang bersholawat.
11. Nabi
sollallohu ‘alaihi wa sallam menjawab sholawat dan salam orang yang bersholawat
untuknya.
12. Mengharumkan
majelis dan agar ia tidak kembali kepada keluarganya dalam keadaan menyesal
pada hari kiamat.
13. Menghilangkan
kefakiran.
14. Menghapus
predikat “kikir” dari seorang hamba jika ia bersholawat untuk nabi sollallohu
‘alaihi wa sallam ketika namanya disebut.
15. Orang
yang bersholawat akan mendapatkan pujian yang baik dari Allah di antara penghuni
langit dan bumi, karena orang yang bersholawat, memohon kepada Allah agar
memuji, menghormati dan memuliakan rasul-Nya, maka balasan untuknya sama dengan
yang ia mohonkan, maka hasilnya sama dengan apa yang diperoleh oleh rasul-Nya.
16. Akan
mendapatkan berkah pada dirinya, pekerjaannya, umurnya dan kemaslahatannya,
karena orang yang bersholawat itu memohon kepada Tuhannya agar memberkati
nabi-Nya dan keluarganya, dan doa ini terkabul dan balasannya sama dengan
permohonannya.
17. Nama
orang yang bersholawat itu akan disebutkan dan diingat di sisi Rasul sollallohu
‘alaihi wa sallam seperti penjelasan terdahulu, sabda Rasul: “Sesungguhnya
sholawat kalian akan diperdengarkan kepadaku.” Sabda beliau yang lain:
“Sesungguhnya Allah mewakilkan malaikat di kuburku yang menyampaikan kepadaku
salam dari umatku.” Dan cukuplah seorang hamba mendapatkan kehormatan bila
namanya disebut dengan kebaikan di sisi Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa
sallam.
18. Meneguhkan
kedua kaki di atas Shirath dan melewatinya berdasarkan hadits Abdurrahman bin
Samirah yang diriwayatkan oleh Said bin Musayyib tentang mimpi Rasulullah
sollallohu ‘alaihi wa sallam: “Saya melihat seorang di antara umatku merangkak
di atas Shirath dan kadang-kadang berpegangan lalu sholawatnya untukku datang
dan membantunya berdiri dengan kedua kakinya lalu menyelamatkannya.” [H.R. Abu
Musa Al-Madiniy]
19. Akan
senantiasa mendapatkan cinta Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam bahkan
bertambah dan berlipat ganda. Dan itu termasuk ikatan Iman yang tidak sempurna
kecuali dengannya, karena seorang hamba bila senantiasa menyebut nama
kekasihnya, menghadirkan dalam hati segala kebaikan-kebaikannya yang melahirkan
cinta, maka cintanya itu akan semakin berlipat dan rasa rindu kepadanya akan
semakin bertambah, bahkan akan menguasai seluruh hatinya. Tetapi bila ia
menolak mengingat dan menghadirkannya dalam hati, maka cintanya akan berkurang
dari hatinya. Tidak ada yang lebih disenangi oleh seorang pecinta kecuali
melihat orang yang dicintainya dan tiada yang lebih dicintai hatinya kecuali
dengan menyebut kebaikan-kebaikannya. Bertambah dan berkurangnya cinta itu
tergantung kadar cintanya di dalam hati, dan keadaan lahir menunjukkan hal itu.
20.
Akan mendapatkan
petunjuk dan hati yang hidup. Semakin banyak ia bersholawat dan menyebut nabi,
maka cintanyapun semakin bergemuruh di dalam hatinya sehingga tidak ada lagi di
dalam hatinya penolakan terhadap perintah-perintahnya, tidak ada lagi keraguan
terhadap apa-apa yang dibawanya, bahkan hal tersebut telah tertulis di dalam
hatinya, menerima petunjuk, kemenangan dan berbagai jenis ilmu darinya. Ulama-ulama
yang mengetahui dan mengikuti sunnah dan jalan hidup beliau, setiap pengetahuan
mereka bertambah tentang apa yang beliau bawa, maka bertambah pula cinta dan
pengetahuan mereka tentang hakekat sholawat yang diinginkan untuknya dari Allah.
Mari kita Bersholawat dan salam untuk nabi kita Muhammad Sollallohu
‘alaihi wa sallam serta keluarga dan para sahabatnya .
Bagikan artikel ini di Facebook
Tidak ada komentar:
Posting Komentar